Gasibu terletak tepat di seberang Gedung Sate Bandung, Jawa Barat dan merupakan akhir dari jalan layang Pasteur-Cikapayang.Posisi lapang Gasibu menghubungkan antara Gedung Sate dengan taman yang membentang sampai ke Kampus Universitas Padjajaran dan berujung di Monumen Pancasila.
Dahulu pada zaman Belanda, tanah lapang itu bernama Wilhelmina Plein dan pada tahun 1950-an, tanah lapang berganti nama menjadi Lapangan Diponegoro.Kemudian di tahun 1955, lapangan ini berganti nama menjadi Lapangan GASIBU yang merupakan kepedekan dari Gabungan Sepak Bola Indonesia Bandung Utara.
Berbagai Barang kebutuhan, pakaian dan kuliner tersedia disini |
Namun belakangan dengan hadirnya pasar dadakan atau sering disebut pasar kaget, Lapangan GASIBU pada hari Minggu pagi menjadi ramai dipenuhi oleh bermacam orang dari berbagai kalangan masyarakat sehingga menjadikan tempat ini sangat padat dan tidak jarang menyebabkan kemacetan di area itu.
Berawal dari beberapa pedagang kuliner dadakan eklusif atau bahkan para mahasiswa yang sedang menggalang dana dengan
menjajakan dagangannya dengan menggunakan mobil pribadi untuk masyarakat yang sedang memanfaatkan lapangan untuk berolahraga, kini Gasibu berubah menjadi tempat tujuan wisata kuliner dan berburu barang-barang atau pernak-pernik murah
yang berlangsung pada tiap hari Minggu pagi mulai pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 12.00 siang
Jajanan makanan ringan Khas Bandung juga banyak terdapat disini |
Mulai dari yang berjualan, berolahraga, sekedar jalan-jalan, mencari makanan ataupun ingin berbelanja berbaur menjadi satu di pasar ini. Barang yang dijual di sini juga beraneka ragam,mulai dari sayuran, hewan peliharaan, tas,jam tangan, alat-alat elektronik , asesoris Handphone serta pedagang yang menjajakan pakaian, jaket kulit,bermacam-macam sepatu olah raga sampai casual, celana jeans dan berbagai macam aksesoris dengan harga yang relatif murah.
Es lilin tradisional Sunda yang telah bertransformasi menjadi lebih modern |
Bagi para pecinta kuliner, pasar kaget Gasibu merupakan surganya makanan khas kaki lima, karena di sini tersedia berbagai
macam jajanan dan makanan, seperti nasi tim ayam, bubur ayam, sate ayam, nasi bakar, nasi timbel, mie kocok, nasi goreng. Sate Jebred, Lontong Kari, Nasi Campur, Semur Jengkol, macam-macam Gulai, macam-macam buntil dan masih banyak lagi.
Di sini juga tersedia berbagai macam cemilan seperti cireng isi, es durian, cakue, lumpia basah, serabi, telur bebek
panggang, batagor, siomay , Jamur Krispi dan berbagai macam kue.
Suasana taman yang tampak Asri dan menyejukan mata |
Minggu, 24 Nov lalu, setelah sekian lama absen, saya beserta anak istri kembali menjabani Gasibu, saya mencatat ada yang sedikit berbeda dengan kondisi Gasibu sekarang, tepat didepan Gedung Sate yang dulu sangat tidak terurus mulai dari trotoar yang rusak sampai rumput-rumput liar yang dibiarkan begitu saja. Namun kini berubah lebih baik, Gedung Sate menjadi terlihat sangat berwarna, ceria, lebih asri dan berbunga, kini radius 100m didepan Gedung keadaan dikondisikan
steril dari para pedagang dan lebih dikonsentrasikan ke jalan Sentot, Diponegoro-Supratman dan jalan Trunojoyo. Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan para pelancong yang baru kali pertama di kota Bandung untuk menyempatkan diri berfoto ria di depan Gedung Sate. Kami Masyarakat Bandung mengharapkan Pemkot untuk bisa memperbanyak lagi taman-taman kota
sehingga Bandung kembali lagi menjadi Bandung yang Asri, Berbunga dan Sejuk.
keren, jd kangen kota Bandung
BalasHapus