Rabu, 18 Desember 2013

Shalat Jumat di Mesjid rancangan Kang Ridwan kamil....

The Best 5 World Building of the year 2011
Shalat Jumat kali ini terasa sangat beda, selain sejuk, teduh juga terbersit rasa kagum dan takjub melihat suatu kesederhanaan yang mampu menampilkan kesan Megah. Adalah Masjid Al-Irsyad yang berhasil meraih Penghargaan "The Best 5 World Building of The Year 2011 untuk kategori Bangunan Religi, versi Archdaily & Green Leadership Award tahun 2011 dari BCI Asia. Terletak tepat didepan / seberang sebuah Hotel tempat penulis menghadiri sebuah lokakarya di Kota baru Parahyangan. Masjid ini dibangun pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2010. Bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar yang kalau dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca sebagai dua kalimat tauhid. Kekuatan desain Masjid Al-Irsyad tampak pada embedding teks kaligrafi Arab dengan jenis tulisan khat kufi. Bentuknya, dua kalimah tauhid yang melekat pada tiga sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi tiga dimensi raksasa.
Arah Kiblat sengaja didesain terbuka
sehingga sinar matahari dengan leluasa
masuk ke ruangan mesjid 
Desain masjid dirancang mirip Kakbah. Warna dasarnya abu-abu. Penataan batu bata pada keseluruhan dinding terlihat sangat mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid. Kang Ridwan Kamil sebagai Arsitek Mesjid ini menciptakan suatu desain unik yang berhasil memanfaatkan sinar matahari dengan maksimal. Desain arah kiblat dibuat terbuka dengan pemandangan alam sehingga ketika saat senja tiba, semburat matahari akan masuk dari bagian depan masjid yang tak berdinding itu.
Masjid ini mempunyai luas 1.871 meter persegi hanya memiliki tiga warna yaitu putih, hitam, dan abu-abu. Susunan tiga warna tersebut menjadikan tampil lebih cantik, modern, simpel namun tetap elegan dan enak dipandang mata.
99 buah lampu berbentuk kubus dgn ujung
masing2 bertuliskan Asmaul Husna 
Di dalam interior masjid, jumlah lampu yang dipasang sebanyak 99 buah sebagai simbol 99 nama-nama Allah atau Asmaul Husna. Masing-masing lampu yang berbentuk kotak itu, memiliki sebuah tulisan nama Allah. Tulisan pada lampu-lampu itu dapat dibaca secara jelas dimulai dari sisi depan kanan masjid hingga tulisan ke-99 pada sisi kiri bagian belakang masjid.
Ruang salat di masjid mampu menampung sekitar 1.500 jamaah ini. Masjid ini tidak memiliki tiang atau pilar di tengah untuk menopang atap, sehingga terasa begitu luas. Hanya empat sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya.
celah-celah angin pada dinding mesjid
yang membuat ruang mesjid menjadi sejuk
Celah-celah angin pada empat sisi dinding masjid menjadikan sirkulasi udara di ruang masjid begitu baik, sehingga walaupun jamaah sangat penuh sesak tetapi penulis tidak merasa gerah ataupun panas sama sekali meski tak dipasangi AC atau kipas angin. Di Bagian imam sengaja tanpa dinding sehingga ketika Imam berkhotbah penulis cuma melihat siluet hitam karena pencahayaan dari belakang mimbar yang sangat kuat ini mengibaratkan siapapun itu khotibnya tentunya Isi khotbah adalah lebih penting dari segalanya, Subhanallah.

Pizza dan Pasta

Cafe Milan Jl.Pelajar Pejuang 45 no.91 Warung Pasta, Jl.Ganesha no.3 Farfalle Pasta, Jl.Lemah Neundeut no.1E Fashion Pasta, Jl. P...